Sunday, September 24, 2017

Tugas makalah
MATERI DAN ENERGI
 “ COLOUR PROPERTIES ”










OLEH :
SUCI ANGRAYANI OKTAVIA
15010107025 

PROGRAM STUDI TADRIS IPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2016




KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita hanya kepada Allah SWT atas segala karunia dan rahmat yang tiada terhitung sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami pada mata kuliah Materi dan Energi yang berjudul ‘’COLOURS PROPERTIES’’ dengan tepat waktu dengan lancar  walaupun ada sedikit hambatan namun dapat kami selesaikan shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah ke pada nabi ALLAH Muhammad SAW berkatnyalah sehingga saat ini kita dapat merasakan nikmatnya iman dan islam.
Dalam penulisan makalah kami ini kami menyadari sepenuhnya bahwa tulisan kami masih jauh dari kata sempurnah oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan walaupun demikian kami tetap mengharap agar tulisan kami ini dapat membantu  kawan sekalian dalam melakukan proses pembelajaran.


Kendari, Desember 2016



                                                                                          Penulis 








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar belakang 
B. Rumusan masalah 
C. Tujuan 
BAB II PEMBAHASAN 
A. Pengertian warna dan gelombang 
B. Teori warna
C. Warna Berdasarkan Panjang gelombang
D. Proses Kerja Terjadinya Warna
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR  PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Warna adalah sesuatu yang diterima oleh mata manusia dari cahaya atau sinar yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya. Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta.
         Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah. Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan (meskipun secara teoritis sebenarnya putih bukanlah warna).
       Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen.





B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian warna dan gelombang ?
2. Bagaimana teori warna menurut Sir Issac Newton ?
3. Bagaimana warna yang terjadi berdasarkan panjang gelombang ?
4. Bagaimana proses kerja terjadinya warna ?

C. Tujuan 
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari warna dan gelombang.
2. Untuk mengetahui teori warna menurut Sir Issac Newton.
3. Untuk mengetahui warna yang terjadi berdasarkan panjang gelombang.
4. Untuk mengetahui proses kerja terjadinya warna.









BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Warna dan Gelombang
          Warna dapat didefinisikan sebagai bagian dari indera pengelihatan, atau sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna. Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya gelombang membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi (tenaga).
B. Teori Warna
a. Teori Pengenalan warna menurut Newton (1642 – 1727) adalah sebagai berikut:
         Pembahasan mengenai keberadaan warna secara ilmiah dimulai dari hasil temuan Sir Isaac Newton yang dimuat dalam bukunya “Optics”(1704). Ia mengungkapkan bahwa warna itu ada dalam cahaya. Hanya cahaya satu – satunya sumber warna bagi setiap benda. Asumsi yang dikemukan oleh Newton didasarkan pada penemuannya dalam sebuah eksperimen. Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya putih matahari diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. Ternyata cahaya putih matahari yang bagi kita tidak tampak berwarna, oleh prisma tersebut dipecahkan menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak di mata sebagai cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, yang kemudian dikenal sebagai susunan spektrum dalam cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut  dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah prisma, cahaya tersebut kembali menjadi cahaya putih. Jadi,cahaya putih (seperti cahaya matahari) sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spectrum.

Gambar 2.1 Spektrum Cahaya pada Prisma
Newton kemudian menyimpulkan bahwa benda-benda sama sekali tidak berwarna tanpa ada cahaya yang menyentuhnya. Sebuah benda tampak kuning karena fotoreseptor (penangkap/penerima cahaya) pada mata manusia menangkap cahaya kuning yang dipantulkan oleh benda tersebut. Sebuah apel tampak merah bukan karena apel tersebut berwarna merah, tetapi karena apel tersebut hanya memantulkan cahaya merah dan menyerap warna cahaya lainnya dalam spektrum.

Gambar 2.2 Mata Melihat Apel Berwarna Merah

Cahaya yang dipantulkan hanya merah, lainnya diserap. Maka warna yang tampak pada pengamat adalah merah. Sebuah benda berwarna putih karena benda tersebut memantulkan semua cahaya spektrum yang menimpanya dan tidak satupun diserapnya. Dan sebuah benda tampak hitam, jika benda tersebut menyerap semua unsur warna cahaya dalam spektrum dan tidak satu pun dipantulkan atau benda tersebut berada dalam gelap. Cahaya adalah satu-satunya sumber warna dan benda-benda yang tampak berwarna semuanya hanyalah pemantul, penyerap dan penerus warna-warna dalam cahaya. 


C.  Warna Berdasarkan Panjang gelombang
Setiap warna mempunyai panjang gelombang dan frekuensi yang berbeda. Bentuknya dapat ditunjukkan dalam suatu bentuk gelombang sinusoida. Berikut gambar gelombang dari berbagai macam frekuensi warna:


Gambar 2.3 Gelombang frekuensi warna cahaya

Tabel 2.1 Warna dan Panjang Gelombang
Dalam ilmu fisika, warna merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang antara 390 hingga 780 nm. Panjang gelombang ini mengacu pada panjang gelombang yang bisa ditangkap oleh mata manusia dalam kondisi normal tanpa alat apapun. Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 450-495 nm dan warna merah antara 620-750 nm. Warna yang memiliki panjang gelombang dibawah 380 nm dikenal dengan ultraviolet sedangkan diatas 750 nm, dikenal dengan infrared. Warna Ultraviolet dan infrared ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia normal tanpa alat. Beberapa hewan seperti lebah dan beberapa serangga lainya dapat menangkap cahaya ultraviolet, kemampuan ini membantu mereka mencari madu di bunga.
Pada tahun 1670-1672, Isaac Newton melakukan penelitian, warna cahaya putih jika terurai dalam prisma kaca akan menghasilkan spektrum warna pelangi: Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Violet.
D. Proses Kerja Terjadinya Warna
Untuk melihat sebuah warna secara sempurna, ada 2 unsur yang sangat penting yaitu mata sebagai media dan cahaya sebagai sumber warna.
Mata sebagai media warna
Mata adalah media untuk menangkap warna dari sumbernya dan bekerja sama dengan otak untuk memproses suatu model realita di dalam pikiran. Bagian-bagian mata memiliki fungsi dan peran sendiri dalam menangkap cahaya dan dibagian paling belakang mata yaitu retina yang merupakan jaringan kerja dari saraf yang sensitif menyalurkan ke otak.
Mata dapat melihat perbedaan panjang gelombang dan retina pada mata adalah mediator antara dunia nyata dan otak dimana terjadi proses yang membentuk suatu model realita di dalam pikiran. Perasaan akan mencatat situasi lingkungan yang tidak tampak, kemudian otak yang merakit seluruh variasi dan menjawab hubungan warna yang satu dengan lainnya.
Mata kita dapat melihat warna karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda dengan pigmen warna tertentu yang kita lihat. Kita melihat benda berwarna kuning, karena benda (yang memiliki pigmen kuning)  tersebut memantulkan spektrum cahaya warna merah dan hijau, warna lainnya diserap oleh benda tersebut. Cahaya merah dan hijau ini kemudian masuk ke kornea dan dibiaskan oleh lensa mata, pada akhirnya ditangkap oleh retina. Di dalam retina mata terdapat sekitar 6,5 juta Sel Kerucut (Cones/Rods), yang peka terhadap cahaya, di sinilah terjadi proses filterisasi cahaya merah dan hijau yang masuk tadi. Informasi warna ini kemudian diteruskan oleh saraf-saraf optik ke otak.
Warna tidak mempunyai sifat, tetapi warna dapat menciptakan perpektif sifat dalam otak manusia dan secara tidak langsung juga mempengaruhi emosi manusia.  Perpektif yang dihasilkan akan yang berbeda-beda terhadap sekelompok orang di waktu dan tempat yang berbeda pula tergantung oleh beberapa faktor (budaya, geografi dan lain-lain). Contoh warna hitam pada budaya barat, berarti berduka/kematian, tetapi di sebagian budaya Asia, warna duka/kematian adalah warana sebaliknya, yaitu putih.
Cahaya sebagai sumber warna 
Cahaya terdiri dari seberkas sinar yang memiliki panjang gelombang dan getaran yang frekuensinya berbeda-beda. Perbedaan gelombang cahaya inilah yang menciptakan perbedaan warna. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 400-700 nanometer dengan frekuensi antara 3,8.104 - 3,8.10-4 . Bila gelombang tersebut memasuki mata, maka akan terjadi yang disebut dengan sensasi warna.
E. Mengidentifikasi Warna
  Mengidentifikasi Perbedaan Warna Menggunakan CIE L*a*b* Koordinat
Ditetapkan oleh Komisi Internationale de l’Eclairage (CIE), ruang warna L*a*b* dimodelkan setelah teori warna lainnya yang menyatakan bahwa dua warna tidak bisa merah dan hijau pada waktu yang sama atau kuning dan biru pada saat yang sama waktu. Seperti ditunjukkan di bawah, L* menunjukkan Light/terang, a* adalah koordinat merah / hijau , dan b* adalah koordinat kuning / biru. Delta/ perbedaan untuk L* (ΔL*), a* (Δa*) dan b* (Δb*) bisa positif (+) atau negatif (-). Total perbedaan, Delta E (ΔE*), selalu positif.
ΔL* (L* sampel dikurangi L* standar)=perbedaan terang dan gelap (+ =lebih terang,– = gelap)
Δa* (a* sampel minus a* standar) = perbedaan merah dan hijau (+ = merah, – = hijau)
Δb* (b* sampel dikurangi b* standar) = perbedaan kuning dan biru (+ = lebih kuning, – = biru)
ΔE* = Total perbedaan warna
Untuk menentukan warna total perbedaan antara ketiga koordinat, rumus berikut digunakan:


Bandingkan Apple 1 ke Apple 2 (lihat Gambar 1)

Gambar 1
Melihat nilai L*a*b* untuk setiap apel pada Gambar 1, kita dapat menentukan secara obyektif bahwa warna kedua apel tidak sama. Nilai-nilai ini memberitahu kita bahwa Apple 2 (sampel) lebih terang, kurang merah, dan lebih berwarna kuning dari Apple 1 (standar). Jika kita menempatkan nilai-nilai ΔL* = + 4,03, Δa* = – 3.05, dan Δb* = + 1.04 ke dalam persamaan perbedaan warna, dapat ditentukan bahwa warna total perbedaan antara dua apel adalah 5.16.
  Mengidentifikasi Perbedaan Warna Menggunakan CIE L*C*H* Koordinat
Ruang warna L*C*h warna mirip dengan L*a*b*, tetapi menggambarkan warna berbeda menggunakan koordinat silinder bukan koordinat persegi panjang. Dalam ruang warna ini, L* menunjukkan terang/gelap, C* mewakili kroma, dan h* adalah sudut rona/warna. Chroma dan hue dihitung dari koordinat a* dan b* di L*a*b*. Delta untuk terang/gelap (ΔL*), kroma (ΔC *), dan hue (ΔH *) bisa positif (+) atau negatif (-). Ini dinyatakan sebagai:
ΔL* (L* sampel dikurangi L* standar) = perbedaan terang dan gelap (+ = ringan, – = gelap)
ΔC* (C* sampel dikurangi C* standar) = perbedaan chroma (+ = cerah, – = kusam)
ΔH* (H* sampel dikurangi H* standar) = perbedaan Hue




Bandingkan Apple 1 ke Apple 2 (lihat Gambar 2)

Gambar 2
Melihat L*C*h nilai untuk setiap apel pada Gambar 2, kita dapat menentukan secara obyektif bahwa warna kedua apel tidak sama. Seperti nilai-nilai L*a*b*, nilai-nilai ini memberitahu kita bahwa Apel 2 (sampel) adalah lebih ringan dan kusam dalam penampilan dari Apel 1 (standar). Nilai *ΔH positif dari 1,92 menunjukkan Apel 2 jatuh berlawanan dengan Apel 1 di ruang warna L*C*h . Ini memberitahu kita bahwa Apel 2 kurang merah dari Apel 1.
Instrumen pengukuran warna, seperti colorimeters dan spektrofotometer, dapat mendeteksi perbedaan seperti dibedakan oleh mata manusia dan kemudian langsung menampilkan perbedaan-perbedaan dalam hal numerik. Setelah mengidentifikasi perbedaan warna menggunakan nilai L*a*b* atau L*C*h, harus diputuskan apakah warna sampel dapat diterima atau tidak sesuai dengan batas toleransi.
F. Proses Terbentuknya Pelangi
Pelangi adalah salah satu pemandangan yang paling indah yang ditawarkan alam – saking indahnya, pelangi telah menginspirasi banyak dongeng, lagu, dan legenda. Proses dasar dari proses terjadinya pelangi adalah pembiasan. Cahaya dibelokkan – atau lebih tepatnya, perubahan arah – ketika perjalanan dari satu medium ke lainnya. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan yang berbeda pada media yang berbeda.

Untuk memahami mengapa cahaya berbelok, bayangkan Anda sedang mendorong keranjang belanja di tempat parkir. Tempat parkir adalah salah satu “media” untuk keranjang belanja Anda. Jika Anda mengerahkan gaya (tenaga) konstan, kecepatan keranjang belanja tergantung pada media permukaan yang dilalui – dalam hal ini, permukaan beraspal di area parkir. Apa yang terjadi ketika Anda mendorong keranjang belanja dari tempat parkir ke daerah berumput? Rumput adalah “media” yang berbeda untuk keranjang belanja. Jika Anda mendorong keranjang langsung ke rumput, laju keranjang akan melambat. Media rumput memberikan lebih banyak perlawanan, sehingga dibutuhkan lebih banyak energi untuk memindahkan keranjang belanja.
Tetapi ketika Anda mendorong keranjang ke area rumput pada bagian sudut, hal yang terjadi akan berbeda. Jika roda kanan menyentuh rumput pertama kali, roda kanan akan melambat saat roda kiri masih di jalan aspal. Karena roda kiri bergerak sebentar lebih cepat daripada roda kanan, keranjang belanja akan berbelok ke kanan ketika bergerak ke rumput. Juga sama sebaliknya, jika Anda bergerak pada sudut dari daerah berumput menuju ke daerah beraspal, satu roda akan bergerak lebih cepat sebelum roda yang lain dan arah keranjang akan berubah.
Demikian pula, seberkas cahaya berubah ketika memasuki prisma kaca. Ini adalah sebuah penyederhanaan, tetapi kita bisa memperkirakannya seperti ini: Satu sisi gelombang cahaya melambat sebelum yang lain, sehingga berkas cahaya tersebut berubah arah pada batas antara udara dan kaca (beberapa cahaya benar-benar terpantul pada permukaan prisma, tapi sebagian besar bisa melewati prisma). Kemudian berkas cahaya akan berbelok arah lagi ketika keluar prisma, karena satu sisi gelombang cahaya itu bergerak lebih cepat sebelum yang lain.
Selain membelokkan cahaya secara keseluruhan, prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna komponennya. Warna cahaya yang berbeda memiliki frekuensi yang berbeda, yang menyebabkan mereka merambat pada kecepatan yang berbeda ketika mereka bergerak melalui suatu media. Sebuah warna yang bergerak lebih lambat dalam kaca akan berbelok lebih tajam ketika melawati dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatan yang lebih besar. Sebuah warna yang bergerak lebih cepat dalam kaca tidak akan banyak melambat, sehingga akan menekuk kurang tajam. Dengan cara ini, warna yang membentuk cahaya putih dipisahkan menurut frekuensi ketika mereka melewati kaca. Jika kaca membelokkan cahaya dua kali, seperti dalam prisma, Anda dapat melihat warna dipisahkan lebih mudah. Ini disebut dispersi.

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Pelangi: Sebuah prisma kaca
 memisahkan cahaya putih menjadi warna komponennya.
Suatu tetes hujan memiliki bentuk dan konsistensi yang berbeda dari prisma kaca, tapi itu mempengaruhi cahaya dengan cara yang sama. Ketika sinar matahari putih menerobos kumpulan rintik hujan pada sudut yang cukup rendah, Anda dapat melihat warna komponen merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan ungu – sebuah pelangi. Untuk mudahnya, kita hanya akan melihat warna merah dan ungu, warna cahaya di ujung spektrum cahaya tampak.
Gambar di bawah menunjukkan apa yang terjadi ketika sinar matahari menerobos satu tetes air hujan.

Gambar 2.2  Proses Terjadinya Pelangi: 
Ketika sinar matahari menerobos satu tetes air hujan.
Ketika cahaya putih melewati dari udara ke dalam setetes air, warna komponen cahaya melambat ke kecepatan yang berbeda tergantung pada frekuensi mereka. Sinar ungu berbelok pada sudut yang relatif tajam ketika memasuki tetes air hujan itu. Pada sisi kanan dari tetesan, beberapa cahaya menembus kembali ke udara, dan sisanya dipantulkan ke belakang. Beberapa cahaya yang dipantulkan lewat dari sisi kiri tetesan, berbelok saat ia bergerak ke udara lagi.
Dengan cara ini, setiap tetes hujan mendispersikan sinar matahari putih menjadi warna komponennya. Jadi mengapa saat kita melihat pita warna yang lebar, seolah-olah setiap area hujan yang berbeda mendispersikan hanya satu warna saja? Karena kita hanya melihat satu warna dari setiap tetes hujan. Anda dapat melihat bagaimana proses terjadinya dalam pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.3 Proses Terjadinya Pelangi:
Kita hanya melihat satu warna dari setiap tetes hujan.
Ketika tetesan air hujan A mendispersikan cahaya, hanya cahaya merah di sudut yang tepat yang memantul persis ke arah mata kita. Cahaya warna lainnya keluar atau memantul dari sudut yang lebih rendah, sehingga arah pantulan tidak tepat ke arah mata kita. Sinar matahari akan menerabas semua tetesan air hujan disekitarnya dengan cara yang sama seperti yang dijelaskan di atas, sehingga mereka semua akan memantulkan cahaya merah ke pengamat.
Tetesan air hujan B jauh lebih rendah di langit, sehingga tidak memantulkan cahaya merah ke mata kita. Pada akhirnya, cahaya ungu keluar pada sudut yang benar untuk memantul ke arah mata kita. Semua tetes air hujan disekitar tetes air hujan B memantulkan cahaya dengan cara yang sama. Tetesan air hujan antara A dan B semua memantulkan warna cahaya yang berbeda ke arah mata pengamat, sehingga pengamat melihat spektrum penuh warna. Jika Anda naik di atas hujan, Anda akan melihat pelangi sebagai lingkaran penuh, karena cahaya akan memantul kembali dari segala penjuru dimana kamu berada. Di darat, kita melihat busur pelangi yang terlihat di atas cakrawala.
Kadang-kadang Anda bisa melihat pelangi ganda — satu pelangi dengan warna tajam dan satu pelangi redup di atasnya. Pelangi redup diproduksi dengan cara yang sama seperti pelangi dengan warna tajam, tapi cahaya tersebut bukan dipantulkan sekali di dalam tetes hujan, melainkan dipantulkan dua kali. Sebagai hasil dari refleksi ganda ini, cahaya keluar dari tetes air hujan pada sudut yang berbeda, jadi kita melihat pelangi tersebut lebih tinggi. Jika Anda perhatikan dengan teliti, Anda akan melihat bahwa warna di dalam pelangi kedua akan berada dalam urutan terbalik dari pelangi utama.








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya ambil dari makalah ini yaitu :
1. Warna dapat didefinisikan sebagai bagian dari indera pengelihatan, atau sebagai sifat cahaya yang dipancarkan. Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya gelombang membawa energi. 
2. Hasil temuan Sir Isaac Newton Ia mengungkapkan bahwa warna itu ada dalam cahaya. Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya putih matahari diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. 
3. Warna biru memiliki panjang gelombang 450-495 nm dan warna merah antara 620-750 nm. Warna yang memiliki panjang gelombang dibawah 380 nm dikenal dengan ultraviolet sedangkan diatas 750 nm, dikenal dengan infrared.
4. Untuk melihat sebuah warna secara sempurna, ada 2 unsur yang sangat penting yaitu mata sebagai media dan cahaya sebagai sumber warna.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu penulis sadar bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dari penulisan makalah ini, jadi diharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah kami selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA
Amirla L, Kuswanto H, Purwanto A. Spektrum Cahaya. Yogyakarta: Jurusan Fisika FMIPA UNY,2006.
Billock, V. A. dan Tsou, B. H. 2010. Seeing Forbidden Colors. Scientific American, February 2010, pp. 72-78
Giancoli, Douglas, C., 2001, “Fisika Jilid 2: Edisi Kelima”, Jakarta, Penerbit Erlangga.
Halliday, David dan Resnick. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Lehrman, R. L. 1998. Physics the Easy Way. Barron’s Educational Series.

No comments: