Monday, November 13, 2017

Makalah VIROLOGI

MAKALAH MIKROBIOLOGI
VIROLOGI
















DI SUSUN OLEH 

KELOMPOK 9
SUCI ANGRAYANI OKTAVIA
MUHAMMAD ALIM SUJATMAN


PROGRAM STUDI TADRIS IPA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
2017







KATA PENGANTAR


      Puji syukur ke hadirat Allah swt, yang memberikan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentang media pembelajaran ini. Shalawat dan salam kita kirimkan kepada Nabi Muhammad saw, karena berkat beliaulah kita dapat merasakan pendidikan seperti saat sekarang ini.
         Dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak terutama dosen pembimbing yaitu Ibu Rosmini,S.Si.,M.Pd Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau dan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
        Mudah-mudahan segala bantuan dan dorongan yang diberikan mendapat imbalan dari Allah swt. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan juga bagi penulis.


                                                                                                             Kendari,  September 2017




                                                                                                                         Penyusun













DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Virus    
B. Struktur Dan Anatomi Virus
C. Replikasi Virus
D. Pengelompokkan Virus
E. Peranan Virus Dalam Kehidupan

BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

           Virologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang virus. Virus adalah organisme yang sangat kecil dan jauh lebih kecil dari bakeri. Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
      Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
     Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
           Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan virologi/virus ?
2. Bagaimana struktur dan anatomi virus ?
3. Bagaimana virus bereplikasi ?
4. Apa saja pengelompokkan virus ?
5. Bagaimana peranan virus dalam kehidupan ?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan tujuan penulisan, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui devinisi virologi/virus.
2. Untuk mengetahui struktur dan anatomi virus.
3. Untuk mengetahui replikasi virus.
4. Untuk mengetahui pengelompokkan virus.
5. Untuk mengetahui peranan virus dalam kehidupan.




BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN VIRUS

            Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus yaitu suatu mikroba yang lebih kecil dari kuman, oleh karenanya ia dapat melewati saringan yang bisa dipergunakan untuk menyaring kuman. Selain virus merupakan mikroba yang terkecil juga berbeda dengan mikroba yang lain sebab bahan genetic virus terdiri atas RNA atau DNA tetapi tidak terdiri sekaligus dari kedua jenis asam nukleat tersebut. 
            Menurut Lwoff, Horne dan Tournier, sifat-sifat khusus virus yaitu : bahan genetik virus terdiri dari RNA atau DNA (tetapi tidak terdiri dari kedua jenis asam nukleat), struktur dari virus relatif sangat sederhana (terdiri dari pembungkus yang mengelilingi asam nukleat), virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup yakni dalam sitoplasma, nukleus, atau di dalam kedua-duanya dan tidak mengadakan kegiatan metbolisme jika berada diluar sel hidup, virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner. Partikel virus baru dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dari pemecahan suatu partikel virus infektif menjadi lapisan protein pelindung dan komponen asam nukleat infektif.
             Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih kekuasaan dan pengawasan sistem enzim sel hospesnya, sehingga selaras denga proses sintesis asam nukleat dan protein virus. Virus menginfeksi sel menggunakan ribosom sel hospes untuk keperluan metabolisme. Komponen-komponen utama virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung didalam sel hospes tidak lama sebelum dibebaskan. Selama dalam proses pembebasan, beberapa partikel virus mendapatkan selubung luar yang mengandung lipid protein dan bahan-bahan lain yang sebagian besar berasal dari sel hospes.


B. STRUKTUR DAN ANATOMI VIRUS

            Bentuk virus sangat bervariasi. Ada yang bulat, oval, memanjang, silindris, dan ada juga yang berbetuk T. Ukuran tubuh virus sangat kecil dan bervariasi yaitu kira-kira antara 300 x 250 x 100 nm sampai parvovirus yang kira-kira berdiameter 20 nm. Karena sangat kecil, maka virus tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, kecuali poxvirus. Virus selalunya terdiri daripada lapisan protein sebagai pelindung (sampul), teras protein yang menyimpan gen virus, dan gen virus itu sendiri. Sampul yang selalunya dihasilkan daripada membran sel perumah, melindungi genom virus dan memberikan mechanisme (the involuntary and consistent response of an organism to a given stimulus) kepada virus tersebut.
        Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang menyusun kapsid disebut kapsomer. Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Kapsid juga dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus. Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim. Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor.
             Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
           Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
             Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
          Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri.
           Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.


C. REPLIKASI VIRUS

           Reproduksi virus secera general terbagi menjadi 2 yaitu litik dan lisogenik. Proses-proses pada siklus litik: pertama, virus akan mengdakan adsorpsi atau attachment yang ditandai dengan menmpelnya virus pada dinding sel, kemudian pada virus tertentu (bakteriofage), melakukan penetrasi yaitu dengan cara melubangi membran sel dengan menggunakan enzim, setelah itu virus akan memulai mereplikasi materi genetik dan selubung protein, kemudian virus akan memanfaatkan organel-organel sel, kemudian sel mengalami lisis Proses-proses pada siklus lisogenik: Reduksi dari siklus litik ke profage( dimana materi genetiak virus dan sel inang bergabung), bakteri mengalami pembelan binner, dan profage keluar dari kromosom bakteri. Siklus litik: Waktu relative singkat Menonaktifkan bakteri Berproduksi dengna bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri siklus lisogenik Waktu relatif lama Mengkominasi materi genetic bakteri dengn virus Terikat pada kromosom bakteri.
1. Daur Litik (litic cycle)
a. Adsorpsi, merupakan tahap penempelan (attachment) virus pada dinding sel inang. Virus menempelkan sisi tempel atau reseptor site ke dinding sel bakteri.
b. Penetrasi sel inang. Setelah reseptor site, bagian ini kemudian mengeluarkan enzim untuk membuka dinding sel bakteri. Molekul asam nukleat (RNA & DNA) virus bergerak keluar melalui pipa ekor dan masuk ke dalam sitoplasma sel melalui dinding sel yang terbuka tersebut. Pada virus telanjang, proses penyusupan ini terjadi dengan cara fagositosis virion (viropexis), sedangkan pada virus berselubung dapat terjadi dengan cara fusi yang diikuti masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.
c. Eklipase. Asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk membentuk bagian-bagian tubuh virus, seperti protein, asam nukleat, dan kapsid. Bahan yang digunakan berasal dari protein, enzim, dan asam nukleat sel bakteri.
d. Pembentukan virus (bakteriofage) baru. Setelah bagian-bagian tubuh virus terbentuk, maka pada fase ini bagian-bagian itu akan digabungkan untuk menjadi virus yang baru. Dari 1 sel bakteri akan dihasilkan 100 – 300 virus baru.
e. Pemecahan sel inang. Akhir dari siklus adalah pecahnya sel bakteri. Didalam sel bakteri terbentuk enzim lisoenzim yang mampu melarutkan ikatan kimia dinding sel bakteri. Setelah dinding sel pecah maka keluarlah virus2 baru itu dan selanjutnya mencari sel bakteri lainnya. 

2. Daur lisogenik (lisogenic cycle)
a. Fase Penggabungan, dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus.
b. Fase Pembelahan, setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
c. Fase Sintesis, DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian virus
d. Fase Perakitan, setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam akan membentuk virus baru
e. Fase Litik, setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan mencari inang baru


D. PENGELOMPOKKAN VIRUS 

            Berdasarkan jenis asam nukleat, virus dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu virus ARN (ribovirus) dan virus ADN (deoksiribovirus). Berikut ini beberapa contoh dari kedua kelompok virus tersebut dan penyakit yang ditimbulkannya.
            Virus ARN Virus AND. Nama –nama penyakit : Virus Orthomyxo, Influenza Virus mozaik Bercak-bercak pada daun tembakau, Virus rhabdo Rabies Virus herpes Herpes, Virus hepatitis Hepatitis Virus pox Cacar, Virus paramyxo Pes pada hewan ternak, Virus papova Kutil pada manusia, Retrovirus AIDS, Virus picorna Polio, Virus toga Demam kuning dan ensefalitis dan Virus arena Meningitis.
Selain berdasarkan asam nukleatnya, virus dapat dikelompokkan berdasarkan bagian-bagian tubuh yang diserangnya, antara lain: Bagian tubuh yang diserang Penyakit yang ditimbulkan Saluran pernapasan Pilek, influenza, dan batuk. Kulit Kutil, cacar, dan campak. Organ dalam Hepatitis, kanker, dan AIDS. 
          Saraf pusat Rabies dan polio. Umumnya virus hanya menyerang dan berkembang pada sel yang spesifik. Misalnya virus mozaik tembakau hanya menyerang tumbuhan, virus rabies hanya menyerang mamalia, bakteriofage hanya menyerang bakteri.
       Untuk mendapatkan gambaran tentang siklus hidup bakteriofag, perlu ditinjau tingkatan-tingkatan yang terjadi pada waktu phage menyerang bakteri:
a. Pada permulaannya phage melekat dengan bagian ekornya pada bagian tertentu dari sel (fase adsorpsi phage pada sel).
b. DNA phage dimasukkan ke dalam sel melalui tubus ekornya, DNA phage merusak DNA bakteri sehingga proses di dalam sel dikendalikan oleh DNA phage, kemudian akan terbentuk protein (selubung) phage dan DNA phage yang baru (faseperkembangan phage).
c. Yang terakhir ialah keluarnya partikel-partikel virus (bekteriophage) dari sel. Sel Bakteri mengalami lisis (bakteriolisis/ fase pembebasan phage). Ada pula yang sifatnya lebih spesifik seperti virus hepatitis hanya menyerang sel-sel hati, virus influenza menyerang saluran pernapasan atas, virus HIV hanya menyerang sel darah putih.

F. PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN 

       Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk : membuat antitoksin, melemahkan bakteri, memproduksi vaksin, dan menyerang patogen. Virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara lain : pada tumbuh-tumbuhan yaitu mozaik pada daun tembakau (Tobacco Mozaic Virus), mozaik pada kentang Potato Mozaic Virus dan kerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration. Pada hewan yaitu : Tetelo pada Unggas New Castle Disease Virus, Cacar pada sapi Vicinia Virus, Lidah biru pada biri-biri Orbivirus, Tumor kelenjar susu monyet (Monkey Mammary Tumor Virus) dan pada manusia yaitu : Influensa Influenzavirus, AIDS Retrovirus, SARS Coronavirus, dan Flu burung Avianvirus.
            Infeksi virus dibagi dalam beberapa bagian yaitu infeksi akut dan infeksi kronis. Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut adalah : sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total), sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya : polio, berlanjut kepada infeksi kronis dan kematian. Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala penyakit muncul kembali. Contoh dari infeksi kronis adalah : silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus( CMV), periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV, reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles, penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV, HCV, dan kanker contoh : HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.






















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
               Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus yaitu suatu mikroba yang lebih kecil dari kuman, oleh karenanya ia dapat melewati saringan yang bisa dipergunakan untuk menyaring kuman. Ukuran tubuh virus sangat kecil dan bervariasi yaitu kira-kira antara 300 x 250 x 100 nm sampai parvovirus yang kira-kira berdiameter 20 nm. Reproduksi virus secera general terbagi menjadi 2 yaitu litik dan lisogenik. Berdasarkan jenis asam nukleat, virus dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu virus ARN (ribovirus) dan virus ADN (deoksiribovirus). Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk : membuat antitoksin, melemahkan bakteri, memproduksi vaksin, dan menyerang patogen. Virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara lain : pada tumbuh-tumbuhan yaitu mozaik pada daun tembakau (Tobacco Mozaic Virus).





















DAFTAR PUSTAKA



Dr Hasdiana.2012. HR Mikrobiologi.Yogyakarta:Numed
Dr. Lud Waluyo.2016. Mikrobiologi Umum.Malang:
Drs M Nasir,Djiede Sartini.Mikrobiologi dan Parasitologi.
Michael j Pelczar, jr, ACZ Chan.1986.dasar-dasar Mikrobilogi.Jakarta:FKUI
Pelczar, J Michael. 1988. Dasar Dasar MikrobiologiJakarta ; UI Press

Tuesday, November 7, 2017

Makalah METABOLISME MIKROBA

MAKALAH 
METABOLISME MIKROBA



Disusun Oleh
LA ODE NUR HAMID( 15010107012)
FERNI                        (15010107003)


        JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN)
KENDARI
2017






KATA PENGANTAR



BISMILAHIROHMAN NIROHIM
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul metabolisme mikroba.
Makalah  ini telah kami susun dengan maksimal kritikan dan saran sangat kami harapkan agar kedepanya lebih baik lagi . Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
 Akhir kata kami berharap semoga makalah  tentang metabolisme mikroba dapat bermanfaat terhadap pembaca.
    
                                                                                                   Kendari,  13 September 2017
    


                                                                                                                       Penyusun
                                    












Daftar isi
Kata pengantar ....................................................................................................................i
Daftar isi .............................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................1
A. Latar belakang ................................................................................................................1
B. Rumusan masalah ...........................................................................................................2
C. Tujuan penelitian ........................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan............................................... .............................................................. 3
A. Pengertian Anabolisme dan Katabolisme .......................................................................3
B.Gas yang di hasilakan oleh mikroba ............................................................................. ..3
C. Asam yang di hasiilkan oleh mikroba..............................................................................4
D. Tahap metabolisme pada mikroba....................................................................................4
E.Enzim yang terlibat pada metabolisme...............................................................................8
Bab III Kesimpulan dan Saran .............................................................................................11
A. Kesimpulan .....................................................................................................................11
B. Saran ................................................................................................................................11
Daftar pustaka ......................................................................................................................12












BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Dalam kehidupan, mahluk hidup memerlukan energy yang diperoleh dari proses metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua mahluk hidup termasuk kehidupan mikroba. Pada hewan atau tumbuhan yang berderajat tinggi enzim yang di sediakan untuk keperluan metabolisme reatif stabil, selama terjadi perkembangan individu memang terjadi perubahan susunan enzim, akan tetapi pada pergantian lingkungan perubahan itu sangat kecil. Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel hidup. 
            Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme. Metabolime ini selalu terjadi dalam sel hidup karena di dalam sel hidup terdapat enzim yang diperlukan untuk membantu berbagai reaksi kimia yang terjadi. Suatu proses reaksi kimia yang terjadi dapat menghasilkan energi dan dapat pula memerlukan energi untuk membantu terjadinya reaksi tersebut.
           Bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi eksergonik, dan apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan energi, reaksi ini disebut reaksi endergonik. Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang dilakukan untuk sederetan reaksi enzim yang berurutan. Secara singkat kegiatan proses ini disebut transformasi zat. Hasil kegiatan ini akan dihasilkan nutrien sederhana seperti glukosa, asam lemak berantai panjang atau senyawa-senyawa aromatik yang dapat digunakan sebagai bahan untuk proses neosintetik bahan sel. 
              Proses metabolisme akan menghasilkan hasil metabolisme yang berfungsi menghasilkan sub satuan makromolekul dari hasil metabolisme yang berguna sebagai penyediaan tahap awal bagi komponen-komponen sel menghasilkan dan menyediakan energi yang dihasilkan dari ATP lewat ADP dengan fosfat. Energi ini sangat penting untuk kegiatan proses lain yang dalam prosesnya hanya bisa berlangsung kalau tersedia energi. 





B.  Rumusan Masalah
      Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Pengertian anabolisme dan katabolisme.
2) Apa saja gas yang di hasilkan oleh mikroba
3) Apa saja asam yang di hasilkan oleh mikroba
4) Apa saja tahap metabolisme pada mikrobia.
5) Apa saja enzim yang terlibat dalam metabolisme.

C.Tujuan
      Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui anabolisme dan katabolisme.
2) Untuk mengetahui gas-gas yang di hasilkan oleh mikroba
3) Untuk mengetahui asam-asam yang di hasilkan oleh mikroba
4) Untuk mengetahui tahap metabolisme pada mikrobia.
5)     Untuk mengetahui enzim yang terlibat dalam metabolisme
















BAB II
PEMBAHASAN



A. Pengertian anabolisme dan katabolisme
          Metabolisme meliputi semua reaksi kimia yang terjadi pada seluruh tubuh organisme. Metabolisme berasal dari kata metabole yang artinya perubahan. Ada dua macam proses dalam metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Kedua proses metabolisme tersebut merupakan reaksi enzimatis. Artinya reaksi tersebut melibatkan peranan enzim.
           Metabolisme meliputi semua reaksi kimia yang terjadi pada seluruh tubuh organisme. Metabolisme berasal dari kata metabole yang artinya perubahan. Ada dua macam proses dalam metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Kedua proses metabolisme tersebut merupakan reaksi enzimatis. Artinya reaksi tersebut melibatkan peranan enzim.
Anabolisme merupakan reaksi kimia yang memerlukan energi untuk membentuk senyawa kompleks (organik) dari senyawa sederhana (anorganik). Pada tumbuhan, anabolisme berupa peristiwa fotosintesis dan  kemosintesis. Fotosintesis adalah peristiwa  penyusunan zat organik (Karbohidrat) dari H2O dan CO2 dengan pertolongan energi cahaya. Proses ini hanya terjadi pada tumbuhan berklorofil. Kemosintesis merupakan proses penyusunan bahan organic (karbohidrat) dari H2O dan CO2 menggunakan energi pemecahan senyawa kimia. Kemosintesis dilakukan oleh mikroorganisme seperti bakteri belerang (Begiota, Thiotrix), bakteri nitrit (Nitrosomonas), bakteri nitrat (Nitrosobacter), dan bakteri besi (Cladotrix). Pada peristiwa anabolisme terjadi suatu siklus yang memperlihatkan hubungan antara lingkungan abiotik dengan dunia kehidupan, seperti: daur nitrogen, daur karbon dan oksigen, daur air, daur belerang dan daur fosfor.
             Katabolisme adalah reaksi kimia yang menghasilkan energi dengan memecah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana denagn bantuan enzim. Dalam tubuh organisme, terdapat ribuan proses kimia yang berlangsung melibatkjan ribuan enzim. Karena itu, produk suatu enzim bisa menjadi substrat bagi enzim lainnya. Semua reaksi kimia dalam organisme hidup diatur dengan mengatur kerja katalisator.

B. Gas yang di hasilkan oleh mikroba
          Gas-gas yang timbul dari atau hasil pembongkaran ( fermentasi respirasi) oleh mikroba dapat berupa gas karbondioksida,hidrogen,metana,nitrogen,hidrogen sulfida dan amoniak.

C. Asam yang di hasilakan oleh mikroba
      Asam –asam yang timbul akibat kegiatan bakteri dapat berupa asam organik maupun asam anorganik.Asam-asam ini ad berubah menjadi garam,ada pula yang di gunakan oleh mikroorganisme lain.


D. tahap metabolisme pada mikrobia
1.Glikolisis
                Tahap awal metabolisme konversi glukosa menjadi energi di dalam tubuh akan berlangsung secara aerobik melalui proses yang dinamakan Glikolisis. Proses glikolisis berlangsung di dalam sitoplasma. Glikolisis berlangsung dengan mengunakan  bantuan enzim yang berfungsi sebagai katalis di dalam sitoplasma. Inti dari keseluruhan proses Glikolisis adalah untuk mengkonversi glukosa menjadi produk akhir berupa piruvat.
           Pada proses Glikolisis, 1 molekul glukosa yang memiliki 6 atom karbon pada rantainya (C6H12O6 ) akan terpecah menjadi produk akhir berupa 2 molekul piruvat (pyruvate) yang memiliki 3 atom karbom (C3H3O3). Proses ini berjalan melalui beberapa tahapan reaksi yang disertai dengan terbentuknya beberapa senyawa antara seperti Glukosa 6-fosfat dan Fruktosa 6-fosfat.
Selain akan menghasilkan produk akhir berupa molekul piruvat, proses glikolisis ini juga akan menghasilkan ATP serta NADH. Molekul ATP yang terbentuk ini kemudian akan diekstrak oleh sel-sel tubuh sebagai komponen dasar sumber energi. Pada pembentukan Asetil Co-A organisme prokariotik terjadi dalam sitosol. Proses tersebut menghasilkan NADH dan mengeluarkan CO2.


2. Aerobik dan Anaerobik
      Tahap metabolisme energi berikutnya akan berlangsung pada kondisi aerobik dengan mengunakan bantuan oksigen (O2). Bila oksigen tidak tersedia maka molekul piruvat hasil proses glikolisis akan terkonversi menjadi asam laktat, dengan kata lain sama dengan kondisi an aerobik. Dalam kondisi aerobik, piruvat hasil proses glikolisis akan teroksidasi menjadi produk akhir berupa H2O dan CO2 di dalam tahapan proses yang dinamakan respirasi selular. Proses respirasi selular ini terbagi menjadi 3 tahap utama yaitu produksi Acetyl-CoA, proses oksidasi Acetyl-CoA dalam siklus asam sitrat (Citric-Acid Cycle) serta Rantai Transpor Elektron (Electron Transfer Chain/Oxidative Phosphorylation).
            Pada pembentukan Asetil Co-A organisme prokariotik terjadi dalam sitosol. Proses tersebut menghasilkan NADH dan mengeluarkan CO2. Tahap kedua dari proses respirasi selular yaitu Siklus Asam Sitrat merupakan pusat bagi seluruh aktivitas metabolisme tubuh. Siklus ini tidak hanya digunakan untuk memproses karbohidrat namun juga digunakan untuk memproses molekul lain seperti protein dan juga lemak. Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) berfungsi sebagai pusat metabolisme tubuh. Siklus kreb berfungsi menghasilkan energy dan berbagai senyawa antara. Senyawa-senyawa antara tersebut berfungsi untuk sintesis senyawa lain. Adapun hasil akhir  TCA dari  2 asetil Co-A yaitu 4CO2, 2ATP, 6NADH dan 2FADH2. Untuk ETC elektron yang terdapat di dalam molekul NADH akan mampu untuk menghasilkan 3 buah molekul ATP sedangkan elektron yang terdapat dalam molekul FADH2 akan menghasilkan 2 buah molekul ATP. Dalam proses ini juga terjadi pemompaan elektron dari NADH disertai dengan atom hidrogen ke luar membran plasma.
Jika tak ada oksigen, sel tidak memliki akseptor elektron alternatif untuk memproduksi ATP, sehingga terpaksa elektron yang didapatkan dari glikolisis diangkut oleh senyawa organik, proses ini disebut fermentasi.
           Fermentasi alkohol dilakukan oleh ragi dengan cara melepaskan gugus CO2 dari piruvat melalui dekarboksilasi dan menghasilkan molekul 2 karbon, asetaldehida. Asetaldehida kemudia menerima elektron dari NADH sehingga berubah menjadi etanol. Fermentasi alkohol dilakukan oleh tumbuhan.
Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel hewan dengan cara mentransfer elektron dari NADH kembali ke piruvat sehingga dihasilkan asam laktat yang menyebabkan pegal-pegal.

 3. TCA Cycle (Siklus Krebs)
              Siklus asam sitrat atau sering disebut juga siklus Krebs atau siklus TCA (three carboxylic acid cycle) merupakan suatu urutan reaksi yang mengarahkan dua atom karbon pada asetil-CoA teroksidasi menjadi CO2 . Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) berfungsi sebagai pusat metabolisme tubuh. Siklus kreb berfungsi menghasilkan energy dan berbagai senyawa antara. Senyawa-senyawa antara tersebut berfungsi untuk sintesis senyawa lain. TCA terjadi didalam membrane sel pada organisme prokariot. Setiap kali oksalo asetat bergabung dengan asetil COA yang berasal dari Piruvat masuk kedalam siklus akan membentuk senyawa 6 karbon yang dikenal dengan asam sitrat sehingga dinamakan siklus asam sitrat. Dalam setiap putaran menghasilkan serangakaian oksidasi menyebabkan terjadinya reduksi NAD atau FAD dan membebaskan 2 molekul CO2. Jadi senyawa 6 karbon asam sitrat kembali ke bentuk semula yaitu senyawa 4 karbon oksalo asetat yang siap bergabung kembali dengan asetat / astil COA. Akhirnya semua senyawa NADH dan FADH mengalami posforilasi oksidatif dengan melepaskan elektron melalui serangkain cyticrom ke oksigen menghasilkan air dan 3 molekul ATP untuk setiap pasang elektron dari NADH.  Sehingga hasil akhir yang diperoleh dari TCA yaitu 2 asetil Co-A yaitu 4 CO2, 2 ATP, 6 NADH + H+ dan 2 FADH2, CTP.

 4. Electron Transport Chain (Transpor Elektron) dan PMF
               Proses konversi molekul FADH2 dan NADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat (citric acid cycle) menjadi energi dikenal sebagai proses fosforilasi oksidatif (oxidative phosphorylation) atau juga Rantai Transpor Elektron (electron transport chain) yang terjadi di dalam membran plasma. Di dalam proses ini, elektron-elektron yang terkandung didalam molekul NADH2 & FADH ini akan dipindahkan ke dalam aseptor utama yaitu oksigen (O2). Pada akhir tahapan proses ini, elektron yang terdapat di dalam molekul NADH akan mampu untuk menghasilkan 3 buah molekul ATP sedangkan elektron yang terdapat dalam molekul FADH2 akan menghasilkan 2 buah molekul ATP. Dalam proses ini juga terjadi pemompaan elektron dari NADH disertai dengan atom hidrogen ke luar membran plasma.
               Bersamaan dengan terjadinya ETC, terjadi pula proses yang disebut Proton Motive Force (PMF). Dalam proses ini terjadi perpindahan proton Hidrogen (H+) karena berkonsentrasi tinggi yang berada di luar membran plasma atau dinamakan membrane periplasma. Kemudian H+ akan masuk kedalam sitoplasma kembali dengan bantuan enzim ATP Synthase. Pergerakan proton yang masuk kembali ke dalam sitoplasma tersebut dimanfaatkan sebagai energi untuk membentuk ATP dari ADP + Pi (36-38 ATP/1 mol glukosa).

 5. Chemiosmosis
           Secara definisi kemiosmosis adalah difusi ion yang melewati suatu membran. Proses ini berhubungan dengan pembentukan ATP karena pergerakan ion hidrogen yang melewati membran. Ion hidrogen atau proton akan mengalami difusi dari tempat yang konsentrasi ion nya tinggi ke tempat yang konsentrasi ion nya rendah. Proses ini disebut kemiosmosis karena mirip dengan terjadinya osmosis, yaitu difusi air melewati membran.
         Fosforilasi atau pembentukan ATP yang melibatkan peristiwa kemiosmosis terjadi pada mitokondria dan kloroplas. Di dalam sel, peristiwa kemiosmosis melibatkan proton motive force (PMF). PMF diawali oleh proses terjadinya pergerakan elektron pada rantai transpor elektron. Elektron pada rantai transpor elektron digerakkan dengan adanya pelepasan elektron. Elektron tersebut dapat berasal dari NADH atau FADH2 yang tereduksi apabila fosforilasi terjadi pada mitokondria sedangkan pada kloroplas, energi cahaya memecah molekul air menjadi ion H+ dan oksigen dan juga melepas elektron. Pergerakan elektron tersebut menimbulkan energi dan energi tersebut digunakan sebagai pemompa proton. Proton bergerak dari dalam membran ke membran antara di dalam sel mitokondria atau kloroplas. Pergerakan proton ke luar membran menyebabkan konsentrasi tinggi pada partikel ion positif, menyebabkan perbedaan konsentrasi antara di dalam dan di luar membran. Perbedaan ini menghasilkan gradien elektrokimia. Gradien tersebut menghasilkan perbedaan tingkat pH dan juga perbedaan tingkat muatan listrik. Kedua perbedaan inilah yang disebut PMF. Maka setelah terjadi PMF bergeraklah proton dari konsentrasi ion H+ yang tinggi ke ion H+ yang rendah atau bisa disebut dengan difusi ion. Maka terjadilah aliran proton. Aliran proton ini hanya dapat masuk ke dalam membran melalui enzim ATP synthase yang membawa cukup energi untuk menggabungkan ADP dan fosfat anorganik maka terbentuklah ATP.

 6. Substrat Level Phosporilasi
            Di dalam sitoplasma, yaitu pada kondisi aerob terjadi peristiwa Glikolisis, di mana terjadi perombakan senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa dan sebagainya (terjadi katabolisme) kemudian bereaksi membentuk asam piruvat kemudian memasuki Siklus Asam Tri Karboksilat (TCA Cycle) di luar membran plasma (periplasma). Dari proses metabolisme ini dihasilkan energi berupa 2 ATP. Dinamakan substrat level phosporilasi karena terjadi pembentukan senyawa-senyawa / phosphor dengan menggunakan substrat.

 7.  Oksidatif Phosporilasi
            Proses ini terjadi di dalam periplasma di luar membran plasma pada kondisi aerob atau terdapat oksigen sehingga disebut Oxidative Phosphorilation. Pada Oxidative Phosphorilation terjadi peristiwa TCA Cyle atau Siklus Asam Tri Karboksilat (TCA Cycle) di mana dihasilkan energi berupa NADH, FADH2, dan GTP yang nilainya merupakan kelipatn dari nilai ATP. Selanjutnya akan terjadi peristiwa ETC dan PMF dengan bantuan enzim ATPase yang akan menghasilkan energi berupa ATP. Dinamakan oksidative phosporilasi karena terjadi pembentukan senyawa-senyawa / phosphor dengan menggunakan reaksi oksidasi.

 8.  Respirasi
             Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, respirasi internal dibagi menjadi respirasi aerobik (memerlukan oksigen) dengan tiga tahap yaitu glikolisis, siklus  Krebs, dan transpor elektron serta respirasi anaerobik (tidak membutuhkan oksigen) yang  menghasilkan fermentasi alkohol, asam laktat, atau asam sitrat.
            Respirasi aerobik memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi (ATP). Karbohidrat, lemak, dan protein dapat semua akan diproses dan dikonsumsi dan dapat diubah menjadi asam piruvat yang disebut glikolisis terjadi pada sitoplasma, siklus Krebs dan ETC terjadi dalam membrane sel, semuanya termasuk dalam respirasi aerob
Reaksi sederhana: C6H12O6 (aq) + 6 O2 (g) → 6 CO2 (g) + 6 H2O (l)
Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak memerlukan oksigen (O2). Organel yang berperan serta reaksi-reaksi yang terjadi dalam respirasi anaerob sama seperti yang terjadi pada respirasi aerob. Namun dalam respirasi anaerob peran oksigen digantikan oleh zat lain, contohnya NO3 dan SO3. Respirasi anaerob hanya dapat dillakukan oleh mikroorganisme tertentu contohnya bakteri. Respirasi anaerob terjadi dalam sitoplasma. Respirasi dimulai dari asam piruvat yang berlanjut pada proses selanjutnya, apabila tidak ada oksigen akan terjadi respirasi anaerob atau fermentasi.
Jika tak ada oksigen, sel tidak memliki akseptor elektron alternatif untuk memproduksi ATP, sehingga terpaksa elektron yang didapatkan dari glikolisis diangkut oleh senyawa organik, proses ini disebut fermentasi.
           Fermentasi alkohol dilakukan oleh ragi dengan cara melepaskan gugus CO2 dari piruvat melalui dekarboksilasi dan menghasilkan molekul 2 karbon, asetaldehida. Asetaldehida kemudia menerima elektron dari NADH sehingga berubah menjadi etanol. Fermentasi alkohol dilakukan oleh tumbuhan.
            Fermentasi asam laktat dilakukan oleh sel hewan dengan cara mentransfer elektron dari NADH kembali ke piruvat sehingga dihasilkan asam laktat yang menyebabkan pegal-pegal.
Kondisi aerob dan anaerob berhubungan dengan proses yang berlangsung di dalam dan luar sitoplasma. Proses yang berlangsung di dalam sitoplasma atau dalam substrat disebut Substat Level Phosphorilation, sedangkan proses yang berlangsung di luar sitoplasma Oxidative Phosphorilation.

E.   Enzim yang terlibat dalam metabolisme

    Semua proses biologis, misalnya : nutrisi, bioenergi dan biosintesis selalu memerlukan biokatalisator yang disebut enzim
Enzim diklasifikasi dalam berbagai kategori sesuai dengan reaksi yang dikatalisisnya. Menurut komisi enzim persatuan biokimia internasional (Commission of Enzymes of the International Union of Biochemistry), enzim dibedakan menjadi enam kelompok, yaitu : oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase.
1. Oksidoreduktase : mengkatalisis reaksi pemindahan elektron atau atom hidrogen (transfer elektron). Enzim oksidoreduktase melaksanakan reaksi dan menghasilkan energi. Ada ± 200 jenis oksidoreduktase, penghasilan energi sering dilakukan oleh enzim dehidrogense dengan membuang hidrogen juga membuang elektron sehingga dilepaskan energi yang kemudian dapat ditangkap sel dan disimpan dalam bentuk energi kimia.
2. Transferase : mengkatalisis reaksi pemindahan gugusan kimia fungsional (fosfat, amino, metil,) dari suatu substrat ke substrat lain. Reaksi pemindahan ini tidak menghasilkan energi, tetapi mengubah substrat menjadi senyawa yang dapat dioksidasi atau menjadi senyawa yang dapat digunakan untuk sintesis material sel. Nama kinase digunakan khusus untuk pemindahan fosfat dari ATP.
3. Hidrolase : mengkatalisis reaksi hidrolisis atau penambahan molekul air untuk memecahkan ikatan kimia substrat. Disebut hidrolase karena enzim ini menghidrolisis molekul-molekul besar menjadi komponen-komponen kecil yang dapat digunakan. Misalnya : amilum, selulose menjadi glukose, protein menjadi asam amino, lemak menjadi gliserol. Pada mikroorganisme enzim-enzim ini diekskresikan ke luar tubuh (lingkungan) sehingga senyawa-senyawa besar di luar tubuh dipecah dulu oleh enzim menjadi molekul yang lebih kecil atau larut dan dapat memasuki sel sebagai nutrien. Oleh karena itu enzim hidrolase disebut eksoenzim. Yang termasuk hidrolase yaitu : selulase (menghidrolisis selulose menjadi glukose), amilase (menghidrolisis amilum menjadi maltosa), protease (menghidrolisis protein menjadi asam amino), lipase (menghidrolisis lemak menjadi gliserol dan asam lemak), dan nuklease (menghidrolisis RNA dan DNA menjadi molekul yang lebih kecil). Dengan demikian eksoenzim ini bertanggung jawab terhadap kemampuan mikroorganisme untuk mengabsorbsi nutrien dari bahan yang ukurannya molekulnya besar. Beberapa eksoenzim merupakan racun dan menyebabkan mikroorganisme bersifat penyebab penyakit dengan mengkatalisis reaksi-reaksi yang merusak komponen sel organisme lain.
4. Liase : mengkatalisis reaksi penambahan gugusan ikatan ganda pada molekul dan membuang gugusan non-hidrolitik dengan meninggalkan ikatan ganda. Hal ini umumnya menyangkut pembuangan air (malat → fumarat + H2O), amoniak (serin → piruvat + NH3 + H2O), dan gugus karboksil (lisin → verin + CO2.
5. Isomerase : mengkatalisis reaksi isomerasi atau pengubahan suatu senyawa menjadi isomernya (senyawa yang memiliki atom-atom yang sama tetapi berbeda struktur molekulnya, misal : manosa → fruktosa ; L_glutamat →D_glutamat).
6. Ligase : mengkatalisis reaksi penggabungan dua molekul menjadi satu molekul atau pembentukan ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP (adenin triphosphat).
Sejumlah enzim, terutama yang membuang sebagian molekul substrat seperti dehidrogenase, liase, dan transferase, memerlukan molekul kedua untuk menampung molekul yang dibuang dan membawanya ke penerima lainnya. Molekul pembawa molekul buangan ini disebut koenzim. Enzim biasanya berupa molekul protein tetapi koenzim bukan protein meskipun sebagian besar berupa senyawa organik molekul kecil.
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : konsentrasi enzim, kandungan substrat, keasaman (pH), dan suhu. Hubungan aktivitas enzim dengan konsentrasinya menunjukkan hubungan linier bahwa semakin tinggi konsentrasi enzim maka aktivitas enzim juga semakin cepat. Hubungannya dengan kandungan subtrat menunjukan bahwa mula-mula aktivitasnya naik dengan cepat, kemudian tidak berpengaruh terhadap pertambahan substrat. Hal ini disebabkan karena konsentrasi enzim yang terbatas akan menyebabkan jumlah subtrat yang dikatalisis juga terbatas sehingga pada batas ini, penambahan substrat tidak berpengaruh terhadap aktivitasnya.




















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

  Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Metabolisme meliputi semua reaksi kimia yang terjadi pada seluruh tubuh organisme. Ada dua macam proses dalam metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Kedua proses metabolisme tersebut merupakan reaksi enzimatis. Artinya reaksi tersebut melibatkan peranan enzim.
2. Tahapan metabolisme mikrobia yaitu Glikolisis, aerobik dan anaerobik, siklus krebs, transpor elektron, kemiosmosis, substrat level phospolirasi, oksidatif phospolirasi, dan respirasi.
3. Gas-gas yang timbul dari atau hasil pembongkaran ( fermentasi respirasi) oleh mikroba dapat berupa gas karbondioksida,hidrogen,metana,nitrogen,hidrogen sulfida dan amoniak.
4. Asam –asam yang timbul akibat kegiatan bakteri dapat berupa asam organik maupun asam  anorganik.Asam-asam ini ad berubah menjadi garam,ada pula yang di gunakan oleh mikroorganisme lain.
5. Enzim diklasifikasi dalam berbagai kategori sesuai dengan reaksi yang dikatalisisnya. Menurut komisi enzim persatuan biokimia internasional (Commission of Enzymes of the International Union of Biochemistry), enzim dibedakan menjadi enam kelompok, yaitu : oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase.


B.  Saran 

Adapun saran yang dapat disarankan adalah semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca dan dapat diterapkan serta diaplikasikan dalam kehidupan.




DAFTAR PUSTAKA



Anonim1. 2009. Metabolisme Bakteri. http://agushome.blogspot.com/2009/07/metabolisme-bakteri.html (Diakses 14 April 2012)

Anonim2. 2011. Metabolisme Mikroba. http://p3cell.blogspot.com/2011/07/metabolisme-mikroba.html (Diakses 14 April 2012)

Anonim3. 2012. Makalah Metabolisme Mikrobia. http://blog.ub.ac.id/abdullahelg10/2012/04/10/makalah-metabolisme-mikrobia/ (Diakses 14 April 2012)

Purnomo, Bambang. 2004. Bahan Kuliah Dasar-dasar Mikrobiologi. Google Jurnal Filetype:PDF. (Diakses 18 April 2012)

Makalah MORFOLOGI DAN ANATOMI MIKROORGANISME

MORFOLOGI DAN ANATOMI MIKROORGANISME 








Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok II Semester V
Mata Kuliah Mikrobiologi
Dosen Pengampuh : Rosmini, S.Si., M.Pd

OLEH:
Hasiati (15010107026)
Usman (15010107022)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA
JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
KENDARI
2017




KATA PENGANTAR


Assalamualaikum.Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “Morfologi dan Anatomi Mikroorganisme” ini  adalah sebagai salah satu tugas matakuliah “Mikrobiologi”Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam  makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam penyusunannya maupun penulisannya. Oleh kerena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan demi kesempurnaan di masa yang akan datang. 
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun secara materil dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

                                                                                                        Kendari , 14 September 2017


                                                        Penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
        A. Morfologi dan anatomi mikroorganisme 3
B. Ukuran mikrooganisme 6
C. Morfologi kelompok 7
D. Struktur sel mikroorganisme 7
BAB III PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran            12
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop electron. Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah, di lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer. Mikroorganisme tersebut mempunyai beberapa peranan salah satunya mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pembentukan struktur tanah yang mantap, karena mikroorganisme tanah dapat mengeluarkan (sekresi) zat perekat yang tidak mudah larut dalam air. 
Dalam suatu lingkungan yang kompleks biasanya berisi berbagai macam organisme. Aktivitas metabolisme suatu organisme akan berpengaruh terhadap lingkungannya. Mikroorganisme seperti halnya organisme lain yang berada dalam lingkungan yang kompleks senantiasa berhubungan baik dengan pengaruh faktor biotik dan faktor biotik. Sedikit sekali suatu mikroorganisme yang hidup di alam mampu hidup secara individual. Hubungan mikroorganisme dapat terjadi baik dengan sesama mikroorganisme, hewan ataupun dengan tumbuhan. Hubungan ini membentuk suatu pola interaksi yang spesifik. Interaksi yang terjadi dapat berupa interaksi negatif atau interaksi positif dari dua populasi dimana kedua populasi tersebut akan terpengaruh pada kehidupan dan pertumbuhannya.
Menurut bentuk dan struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat terlihat dengan mata kita,  karena panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan pengamatan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang organisme yang tidak bisa dilihat dengan mata, terutama dalam bidang kedokteran dan biologi adalah mikroskop dalam (bahasa latin mikro diartikan kecil sedangkan scopium berarti penglihatan). Mikroskop sering digunakan untuk, meningkat kemampuan daya pisah atau lihat seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati obyek yang sangat halus dan tidak dapat terlihat oleh mata terbuka.
Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati.Pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenal nama bakteri, pengenalan sifat fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal nama spesies. Bagian-bagian sel dapat dilihat dengan terlebih dahulu memberi warna dimana warna bisa bersifat asam, netral, maupun basa.

B. Rumusan Masalah
1. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yakni:
2. bagaimana morfologi dan anatomi mikroorganisme?
3. Bagaimana ukuran mikroorganisme?
4. Bagaimana pengelompokan morfologi mikroorganisme?
5. Bagaimana struktur sel mikroorganisme?
C. Tujuan
1. Adapun tujuan penulisan makalah ini, yakni:
2. Mengetahui  morfologi dan anatomi mikroorganisme.
3. Mengetahui ukuran mikroorganisme.
4. Mengetahui  pengelompokan morfologi mikroorganisme.
5. Mengetahui struktur sel mikroorganisme.


BAB II
PEMBAHASAN 


A. Morfologi dan Anatomi Mikroorganismes
Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik (makhluk halus). Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang membedakan kelompok mikroorganisme tertentu dari mikrobe yang lain adalah organisasi bahan selulernya. Dunia mikrobe terdiri dari monera (virus dan sianobakteri), prostista, fungi (khamir dan kapang), alga (mikroskopis) dan protozoa. Perbedaan ini penting untuk memisahkan semua protista menjadi 2 kategori utama, yakni prokariota dan eukariota.

Sel sebagai Satuan Struktur Dasar Kehidupan
Sel merupakan satuan struktural yang fundamntal dan fungsional bagi kehidupan. Untuk organisme uniseluler, sel bukan saja merupakan satuan struktural kehidupan, tetapi juga merupakan organisme itu sendiri. Sebaliknya pada organisme multiseluler adalah kumpulan sel-sel yang tersusun menjadi satuan-satuan yang terpadu ke dalam sistem atau berbagai sistem yang secara bersama-sama membentuk organisme hidup.
Setiap organisme hidup memiliki ciri-ciri yang sama, yakni:
Kemampun mengadakan pertukaran zat atau metabolisme, yakni mengambil zat makanan dan membuang sisa makanan.
Kemampuan mengalami pertumbuhan.
Kemampuan mengadakan pembiakan atau reproduksi atau berkembang biak.
Kemampuan bereaksi terhadap pengaruh dari luar (lingkungan).
Kemampuan bergerak, meskipun kadang-kadang sulit diamati. Banyak mikroorganisme yang sama sekalitidak bergerak namun mereka tetap termasuk makhluk hidup karena memenuhi keempat kriteria lainnya.

Dalam penelaahan mikrobiologi kita menemukan organisme yang dapat mewakili perbatasan kehidupan, yakni virus. Virus merupakan organisme parasit obligat, artinya harus hidup didalam sel inag yang sesuai tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme lainnya. Organisme ini tidak memperbanyak diri diluar sel inang yang sesuai. Tatapi bila partikel virus memasuki sel hidup yang cocok, maka akan terbentuk beratus-ratus partikel virus yang identik, dengan memanfaatkan energi serta perlengkapan biokimiawi sel inangnya. Virus adalah entiliti yang secara struktural lebih sederhana dari pada sel tunggal, tetapi dibangun dari zat unik bagi kehidupan, yakni asam nukleat dan protein.
        Bentuk dan Susunan Mikroorganisme
Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler), seperti yang umum didapatkan pada bakteri, ragi, dan mikroalga. Bentuk mikroorganisme dapat juga berbentuk filamen atau serat, yakni rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang umum didapatkan pada fungi dan miroalga. Bentuk filamen pada kenyataannyadapat berupa filamen semu bila hubungan antara sel satu denga yang lainnya tidak nyata atau tidak ada, misalnya pada beberapa jenis ragi dan fungi. Sedangkan bentuk filamen benar, kalu hubungan antara satu sel denagn lainnya terdapat hubunagn yang jelas, baik hubungan secara morfologis (bentuk) ataupun secara fisiologis (fungsi sel).
Bentuk lain mikroorganisme adalah koloni, yakni gabungan dua sel atau lebih didalam satu ruang seperti yang didapatkan pada mikroalga dan bakteri. Bentuk jaringan semu bila susunan serat membentuk jaringan seperti yang didapatkan pada fungi atau jamur, tetapi jaringan tersebut tidak berfungsi layaknya jaringan yang dimiliki tanaman tinggi atau hewan.
1. Bentuk umum bakteri
Bakteri adalah sel prokariotik yang khas; uniseluler dan tidak mengandung struktur yang terbatasi membran didalam sitoplasma. Sel-selnya khas, berbentuk bola, batang, atau spiral. Bakteri rata-rata berdiameter sekita 0,5 sampai 1,0 m, dan panjangnya 1,5 sampai 2,5 m. Cara reproduksi terutama dengan pembelahan biner sederhana, yakni suatu proses reproduksi aseksual. Beberapa dapat tumbuh pada suhu 0oC, ada yang tumbuh dengan baik pada sumber air panas yang suhunya 90oC, atau lebih kebanyakan tumbuh pada berbagai suhu diantara kedua ektrim ini.
2. Sianobakteri
Sianobakteri merupakan organisme prokariotik fotosintetik, artinya mengandung klorofil dan pigmen-pigmen lain yang memungkinkan mereka melakukan fotosintesis. Sianobakteri berukuran agak lebih besar dari pada bakteri. Bersel satu dan dapat dijumpai secara tunggal atau dalam rantai sel, dan kadang-kadang bercabang. Perkembangbiakan dalam pembelahan biner sederhana, pembelahan ganda, atau melalui proses pelepasan sel-sel khusus yang disebut spora.
3. Fungi (cendawan)
Fungi merupakan organisme tidak berklorofil dan tidak mempunyai dinding sel yang kaku. Beberapa bersel satu, yang lain multiseluler dan sedikit menunjukan perbedaan pada bagian-bagian strukturalnya. Ukuran dan bentuknya berkisar dari khamir yang mikroskopik dan yang multiseluler (kapang) sampai kepala jamur yang multiseluler dan amat besar. Fungi memperbanyak diri melalui berbagai macam proses baik seksual maupun aseksual.
4. Protozoa
Protozoa merupakan protista eukariotik bersel satu tanpa klorofil pada beberapa golongan, dan tidak mempunyai dinding sel. Ukurannya berkisar luas. Ada yang besarnya hanya 1 nm, yang lain berukuran ratusan mikrometer dan tampak oleh kasap mata. Bentuknya juga bermacam ragam.
5. Alga
Alga atau ganggang merupakan protista eukariotik yang berklorofil. Ukurannya berkisar antara bersel satu dengan ukuran 5 sampai 10 m sampai kepada yang raksasa yang dapat mencapai panjang 3 m atau lebih. Yang menjadi perhatian ahli mikrobiologi adalah alga yang mikroskopik, yang kebanyakan uniseluler. Perkembangbiakannya terutama dengan cara pembelahan aseksual sederhana, tetapi cara-cara lain untuk beberapa spesies. Alga secara luas tumbuh di air segar, air laut, dan tanah.
6. Virus
Virus merupakan organisme yang bersifat uniseluler, struktur dan komposisinya lebih sederhana dibandingkan dengan yang dijumpai pada sel prokariotik. Mereka tidak hidup bebas, tetapi merupakan parasit obligat, yakni memerlukan sel hidup lain untuk perkembangbiakannya. Virus terdiri dari seutas asam nukleat, baik ADN maupun ARN, terbungkus dalam lapisan protein.
Ukuran virus bila dibandingkan dengan organisme lain amat kecil; ukurannya antara 20-25 nm sampai 200-300 nm. Virus tidak tampak dengan mikroskop cahaya bisa, tetapi hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Bentuknya bermacam-macam. Virus juga disebut organisme spesifik inang (khas inang), artinya hanya berkembangbiak di dalam sel hidup jenis tertentu, baik tumbuhan, binatang atau mikroorganisme yang lain.
8. Chlamydia
Chlamydia merupakan golongan organisme yang termasuk juga bakteri. Perbedaannya ukurannya lebih kecil. Ukurannya sekitar 0,2-0,5 µm garis tengahnya. Bersifat parasit obligat intraseluler. Karena sifat paratisme obligat intraseluler, chlamydia pernah dianggap sebagai virus. 
Perbedaan chlamydia dengan virus, yakni materi genetiknya ADN dan ARN (virus salah satu materi genetik saja, ARN saja atau ADN saja), pembelahan biner (virus tidak), memiliki dinding sel yang keras mirip dengan dinding sel bakteri, tetapi tidak ada asam muramat, mempunyai ribosom (virus tidak).
Chlamydia dapat dianggap sebagai kuman gram negatif yang kehilangan mekanisme penting untuk pembentukan energi metabolik. Cacat ini membatasi chlamydia pada kehidupan intraseluler, dimana sel tuan rumah menyediakan zat antara yang kayaenergi.
9. Rickettsia
Rickettsia adalah kuman kecil yang merupakan parasit obligat intraseluler. Bentuknya pleomorfik, tampak sebagai batang pendek ukuran 600 x 300 nm, atau sebagai kokus. Kuman ini terdapat tunggal, berpasangan, dalam rantai pendek, atau filamen. Dengan pewarnaan Giemsa kuman ini berwarna biru dan dengan pewarna mecchiavello kuman ini berwarna merah. Kuman ini memiliki dinding sel yang mengandung asam muramat, mirip dengan dinding sel Gram negatif. Pembelahan yang terjadi seperti pada mikroorganisme yang lain.
10. Mikoplasma
Mikoplasma merupakan organisme yang sangat pleomorfik, karena tidak memiliki dinding sel yang keras dan sebagai gantinya diliputi oleh unit membran berlapis tiga. Ukuran mikoplasma sangat berbeda-beda, garis tengahnya berkisar dari 50-500 nm.

B. Ukuran Mikroorganisme
Ukuran mikroba, terutama untuk bakteri dan virus, tidak lagi menggunakan besaran yang umum kita kenal seperti milimeter ataupun sentimeter, mengingat ukuran mikroba yang sangat kecil. Mikroba mempunyai ukuran yang sangat kecil, besaran untuk mengukur mikroba yang paling umum dipergunakan adalah mikron (µ), bahkan pada beberapa jenis mungkin dengan mikron-mikron ataupun sampai Angstrom (A).
1 Angstom (A)         = 〖10〗^(-10) m  = 〖10〗^(-7) mm
1 nanometer (nm)     = 〖10〗^(-9) m
1 mikrometer (mm)  = 〖10〗^(-6) m
1 milimeter               = 〖10〗^(-3) m
Di atas satuan-satuan pengukuran relatif dalam mikrobiologi. Satuan dasar adalah meter (m).
Pengukuran terhadap mikroorganisme pada saat sekarang dilakukan lebih teliti lagi, karena sudah menggunakan mikroskop elektron yang ketepatannya lebih tinggi. Sehingga ukuran dari bagian-bagian sel, seperti flagela, pili, inti, ataupun bagian-bagian lain yang lebih kecil lagi akan dapat ditentukan dengan baik.
Kelompok mikroba yang kecil, misalnya pada mycoplasma yang hanya berdiameter 0,125 mikron saja, sedangkan yang paling besar adalah mikrolga biru hijau, misalnya oscillatoria dengan ukuran diameter lebih kurang 500 kali dari mycoplasma. Jeis mikrobe lainnya ukurannya sangat bervariasi, tergantung dari kelompok, jenis, dan lingkungan dimana jasad renik itu hidup dan berkembang.
Pelaksanaan pengukuran tidak dapat secara langsung dilakukan seperti halnya kita mengukur panjang atau lebar benda dengan meteran. Ini harus dilaksanakan dengan menggunakan mikroskop yang diberi alat ukur yang dinamakan mikrometer di dalamnya atau karena selalu dipasangkan pada okuler mikroskop, namanya lebih dikenal sebagai okuler mikroskop.   

C. Morfologi Kelompok
Untuk mengamati mikroorganisme dapat kita lakukan individual maupun secara kelompok, dalam bentuk koloni. Misalnya pada kuman yang di tumbuhkan pada medium yang tidak cair maka terjadilah suatu kelompok mikroba yang lazimnya di sebut koloni. 
Bentuk koloni berbeda-beda untuk tiap spesies, dan bentuk itu merupakan cirri khas bagi suatu spesies tetentu. Besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus dan kasarnya permukaan, dan warna dari koloni merupakan, sifat-sifat yang di perlikan untuk identifikasi suatu spesies. 
Warna mikrooganisme, misalnya bakteri baru nampak jelas apabila mikroba itu di amati dalam kelompok. Kebanyakan bakteri memiliki warna keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan atau hampir bening, tetapi pada beberapa spesies mempunyai pigmen warna yang lebih tegas. Adanya warna pada mikrooganisme faktor-faktor lingkungan sepeti temperature, Ph, oksigen bebas. Ada beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada spesies yang memerlukan sulfat untuk menimbulkan pigmentasi. Pada umumnya pigmen itu menetap di dalam sel selama bakteri itu hidup, pigmen hijau pada pseudomonas dapat larut dalam air serta meresap dalam ke dalam medium yang di tumbuhnya, setelah sel mati.
Fungsi pigmen pada mikrooganisme yang bersangkutan belum di ketahui dengan jelas. Hanya beberapa pigmen misalnya bakteri opurpurin dan bakteri klorofil ada sangkut pautnya dengan kegiatan fotosintesis. Sitokrom, yakni pigmen yang memegang penting dalam proses pernapasan. Tetapi banyak bakteri bersifat anaerob yang warna pigmennya tidak jelas fungsinya.

D. Struktur Sel Mikroorganisme
Struktur sel mikroorganisme terdiri dari dua struktur, yakni struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik.

1. Struktur Sel Prokariotik
Pada tiap tingkatan, struktur sel prokariotik lebih sederhana dari pada sel eukariotik dengan satu perkecualian dinding selnya lebih kompleks. 
Secara umum susunan sel prokariotik terdiri dari:
Dinding luar, yang terdiri dari lapisan lendir, dinding sel, dan membrane sitoplasma.
Sitoplasma atau plasma sel.
Bahan inti.

1. Lapisan Lendir
Beberapa sel prokariotik dilengkapi dengan selubung yang lengkap atau berlendir diluar dari dinding sel yang kaku. Bila lapisan lendir ini cukup tebal dan berlekatan dengan dinding sel, maka bungkus ini disebut kapsula  (kapsel), dan bila lapisan bungkus ini tidak berlektan dengan dinding di sebut lapisan lendir. Lapisan lendir tidak mudah menghisap zat warna. Hanya dengan pewarnaan yang khusus, lapisan lendir dapat dilihat. 
Lapisan lendir terdiri dari karbohidrat. Pada beberapa spesies tertentu, lendir ini juga mengandung unsure nitrogen atau fosfor (P). Lapisan lendir bukan merupakan bagian integral dari sel, Melainkan suatu hasil pertukaran zat. Lendir memerlukan perlindungan terhadap kekeringan, seolah-olah merupakan suatu “ benteng” untuk bertahan terhadap faktor lingkungan. Beberapa mikroba memiliki kapsula termaksud golongan mikroba yang virulen sekali.

2. Dinding Sel
Lapisan-lapisan yang membungkus sel prokariotik secara kolektif dinamakan pembungkus sel. Pembungkus yang terletak antara membrane sitoplasma dengan lapisan lendir atau kapsula disebut dinding sel. Dinding sel tipis, namun dinding inilah yang memberikan bentuk tertentu pada sel prokariotik. Karena memiliki dinding sel yang kaku inilah, menyebabkan bakteri digolongkon ke dalam Dunia Tumbuhan.
Dinding sel dapat dilihat dengan pewarnaan tertentu atau dengan mengusahakan terjadinnya plasmolisis pada sel prokariotik. Dengan bantuan mikroskop electron dinding sel dapat dilihat dengan jelas sekali. Fungsi dari dinding sel adalah untuk memberi bentuk tertentu pada sel, untuk member perlindungan, untuk mengatur masuk keluarnya zat-zat kimia, dan memegang peranan terpenting dalam pembelahan sel.

3. Membran Sitoplasma
Membran sitoplasma atau memberanplasma atau plasmolema atau lapisan hialin merupakan bukus dari bahan sel prokariotik (protoplasma = sitoplasma dan isinya). Secara keseluruhan bahan sel dan organela yang terdapat di dalam sel kita sebut sebagai protoplas.

4. Isi Sel
Isi sel prokariotik terdiri dari protoplasma dengan berbagai bahan lain yang terkandung di dalamnya. Protoplasma di sebut sitoplasma atau plasma sel. Protoplasma suatu koloid yang mengandung karbohidrat,protein,enzim-enzim,belerang,kalsium karbonat,dan volutin.Volutin adalah suatu zat yang banyak mengandung asam ribonukleat (ARN) dan memiliki sifat mudah mengisap zat warna tertentu,yakni zat yang bersifat basa.Volutin ini tapak berupa titik-titik metakromatis (berwarna) yang dapat dilihat pada basil difteri.

5. Inti Atau Nukleus
Pada bakteri dan alga hijau biru inti belum terbungkus oleh membran. Inti yang tidak membran inilah yang dikenal sebagai prokarion,sedangkan inti yang membran di sebut eukarion. Inti terdiri dari ADN (asam ribonukleat), tejemahan dari DNA (deoxyribonucleidacid) dan ARN (asam ribonukleat), terjemahan dari RNA (ribonucleid acid). ARN merupakan bagian dari ribosom, yakni organela sel dan berfungsih sebagai organel penyusun protein. Tetapi pada virus materi gnetiknya berupa ARN atau AND.
Pada bakteri tidak memiliki nucleolus, tidak memiliki reticulum endoplasma, tidak mempunyai mitokondria, dan tidak mempunyai badan golgi (tubuh golgi). Pada bakteri Gram positif berupa lipatan-lipatan yang di sebut mesosom. Organnela inilah yang dianggap berfungsi sebagai mitokondria.
Banyak spesies bakteri memiliki satuan-satuan keci yang terdiri dari ADN. Kromosom kecil itu sering di sebut plasmid. Contoh plasmid yang telah lama di kenal adalah faktor F dan faktor R. Faktor F (Fertility), adalah palsmid yang memegang peranan dalam konjugasi. Faktor R (Resistensi), adalah plasmid yang berkaitan dengan kekebalan terhadap berbagai obat-obatan. Plasmid E. Coli, misalnya sekarang ini di jadikan obyek (rekayasa genetika).

6. Flagel 
Banyak spesies dari mikroorganisme bergerak, walaupun ada juga yang tidak bergerak. Pada protozoa, yakni kelas Rhizopoda, jamur lendir dapat bergerak dengan menjalar. Ada juga mikroorganisme yang bergerak dengan menggunakan flagel (dari kata Flagellum yang berarti bulu cambuk), misalnya kuman yang berbentuk batang (basil), spiril. 
Belum di ketahui dengan pasti apakah flagel itu tumbuh dari dinding sel atau mempunyai “akar “ di dalam sitoplasma atau mungkin hanya merupakan kepanjangan dari sitoplasma melalui celah-celah di dalam dinding sel. Dengan mikroskop elektron ditunjukan bahwa flael itu merpakan benang-benang protoplasma yang berpangkal pada titik tepat di bawah membran sel, pangkal itu di sebut dengan rizoblast. Komposisi flagel sendiri terdiri dari protein yang disebut flagelin, yakni protein semacam miosin.

7. Pili atau fimbriae
Banyak bakteri gram negatif memiliki bulu-bulu panjang disekitar dari sel. Bulu-bulu ini tidak berlekuk-lekuk dan lebih halus dari pada flagel. Bulu inilah yang di sebut dengan pili (berasal dari pilus = rambut), dan jumlahnya ratusan. Susunan kimiawi dari pili adalah protein yang dinamakan pilia, yakni heteropolimer dari 18 asam amino yang bersifat antigenik. Diduga fungsi dari pili berkaitan dengan fungsi konjugasi (perkawinan).

8. Struktur Sel Eukariotik
Struktur dari sel eukariotik lebih rumit dari pada sel prokariotik. Namun kedua tipe sel itu melakukan banyak fungsi biologis yang sama. Salah satu ciri utama dari struktur internal sel eukariotik yang membedakan dengan sel prokariotik adalah sistem membran internalnya. Membran ini antara lain adalah yang kita sebut retikulum endoplasma (RE). Struktur-struktur yang terbatasi oleh membran internal inilah yang kita namakan organel. Struktur inilah yang melakukan fungsi khusus di dalam sel. Unsur-unsur utama sel eukariotik yang membedakan dengan sel prokariotik.
9. Retikulum endoplasma 
Sistem membran yang kompleks ini meluas keseluruh sitoplasma dan membaginya ke dalam ruang-ruang terpisah dan saluran-saluran. Sebagian dari retikulum endoplasma ini menyelubungi inti dan membentuk mebran nukleus.
Banyak fungsi yang di lakukan oleh retikulum endoplasma, antara lain sebagai penghalang di antara berbagai penghalang di antara berbagai organel dan menjaganya dalam kondisi yang relatif konstan. Juga menyediakan saluran-saluran yang mengatur arus lalu lintas bahan-bahan di dalam sel. Selain itu merupakan sumber membran internal tambahan dan membrikan permukaan yang kokoh bagi penjajaran ribosom, suatu organel yang berfungsi dalam biosintesis protein.
10. Alat golgi atau badan golgi atau tubuh golgi
Organel ini njuga di sebut kompleks golgi. Organel ini terdiri dari sekelompok kantung pipih seperti cakram, tersusun dalam tumpukan dan dikelilingi oleh tubula (gelembung kecil). Struktur ini, terdapat dalam daerah retikulum endoplasma, mengangkut protein dan polisakarida ke luar sel. Kompleks golgi juga merupakan situs bagi sintesis bahan dinding sel yang baru.
11. Mitokondria 
Organel ini terselubung dalam membran ganda, berfungsi sebagai situs (tempat) utama untuk produksi energi dalam proses-proses keluar atau proses respirasi (pernafasan).
12. Kloroplas
Organel ini mengandung pigmen hijau (klorofil) dan berfungsi sebagai organel tempat fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimiawi oleh organisme yang mengandung klorofil. Dalam organel ini terjadi pengubahan senyawa anorganik menjadi senyawa organik.
13. Mikrotubul dan mikrofilamen
Merupakan batang-batang yang sangat tipis (mikrotubul: 250 nm, mikrofilamen: 40-80 nm) yang terdapat bebas atau berkas di dalam sitoplasma atau di dalam struktur sitoplasma. Mikrofilamen mengandung protein aktin dan miosin yang berperan dalam menyediakan mekanisme pergerakan amuboid. Fungsinya menjaga bentuk sel dan meningkatkan gerak teratur komponen-komponen dalam sel.
14. Flagela dan silia
Keduanya merupakan tonjolan yang meluas diluar dinding sel berbagai bakteri, ganggang, cendawan, dan protozoa. Sehingga seringkali organel ini disebut sebagai organel lokomotorik. Secara struktural flagela eukariotik lebih kompleks dari pada yang dimiliki prokariotik.
15. Dinding sel 
Beberapa sel eukariotik mempunyai dinding sel, yang berfungsi sebagai penutup luar membran sel (sitoplasma). Struktur dari dinding berbeda-beda tergantung dari macam organismenya. Misalnya protozoa, tidak mempunyai dinding sel, tetapi memiliki bahan penutup (pelindung) yang disebut pelikel.






BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan penulisan makalah ini, yakni:
Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler), seperti yang umum didapatkan pada bakteri, ragi, dan mikroalga. Bentuk mikroorganisme dapat juga berbentuk filamen atau serat, yakni rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang umum didapatkan pada fungi dan miroalga. Bentuk lain mikroorganisme adalah koloni, yakni gabungan dua sel atau lebih didalam satu ruang seperti yang didapatkan pada mikroalga dan bakteri.
Ukuran mikroba, terutama untuk bakteri dan virus, tidak lagi menggunakan besaran yang umum kita kenal seperti milimeter ataupun sentimeter, mengingat ukuran mikroba yang sangat kecil.
Untuk mengamati mikroorganisme dapat kita lakukan individual maupun secara kelompok, dalam bentuk koloni. Misalnya pada kuman yang di tumbuhkan pada medium yang tidak cair maka terjadilah suatu kelompok mikroba yang lazimnya di sebut koloni. 
Struktur sel prokariotik pada tiap tingkatan, struktur sel prokariotik lebih sederhana dari pada sel eukariotik dengan satu perkecualian dinding selnya lebih kompleks.  Secara umum susunan sel prokariotik terdiri dari: dinding luar, yang terdiri dari lapisan lendir, dinding sel, dan membrane sitoplasma, sitoplasma atau plasma sel dan bahan inti. Sedangkan 2. Struktur sel eukariotik terdiri dari retikulum endoplasma , alat golgi atau badan golgi atau tubuh golgi, mitokondria, kloroplas, mikrotubul dan mikrofilamen, flagela dan silia, serta dinding sel.

B. Saran 
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kepada pembaca dan dosen yang bersangkutan untuk memberikan masukan atau kritikan guna menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya.









DAFTAR PUSTAKA

Waluyo lud. 2016. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.