A.
ANOA
Klasifikasi
Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo :Artiodactyla
Famili : Bovidae
Upafamili : Bovinae
Genus : Bubalus
Spesies : B. quarlesi
b. depressicornis
Anoa adalah salah satu hewan endemic
asli Indonesia yang hanya biasa ditemukan di wilayah Sulawesi Tenggara. Berdasarkan letak persebarannya, hewan ini
tergolong fauna peralihan. Hewan ini mulai terancam punah karena anoa
sering diburu untuk diambil taanduk, kulit, dan dagingnya.
Diperkirakan saat ini populasi anoa yang masih bertahan hidup kurang dari 5000
ekor.
Ada
dua jenis spesies dari anoa, yaitu :
Anoa dataran rendah ( Bubalus depressicornis ) dan Anoa pegunungan) ( Bubalus
quarlesi ).
1.
Anoa dataran rendah ( Babalus depressicornis )
Anoa
Dataran Rendah ( Babalus depressicornis ) biasa disebut dengan kerbau kecil,
karena mirip dengan kerbau tetapi lebih endek dan kecil. Spesies bernam latin
Bubalus depressikornis ini disebut sebagai Lowland Anoa, Anoa de llanura,
ataauAnoa des Plaines.
Anoa
dataran rendah ( Babalus despressicornis ) mempunyai badan yang lebih gmuk dibandingan
saudaranya Anoa pegunungan ( Bubalus quarlesi ). Panjang tubuhnya 150 cm dan
tinggi badannya 85 cm. Tanduk anoa dataran rendah panjangnya 40 cm.
Sedangkan berat badaannya Anoa dataran
rendah mencapai 300 kg.
Anoa
dataran rendah dapat hidup hingga mencapai 30 tahun yang
matang secara seksual padaumur 2 -3 tahun. Anoa betina melahirkan satu baayi dalam setiap masa
kehamilannya. Masa kehamilanya sekita 9 – 10 bulan. Anak anoa akan mengikuti induknaya
hingga berusia dewasa meskipun telah disapih pada umur 9 – 10 bulan.
2. Anoa pegunungan ( Babalus
quarlesi )
Anoa pegunungan sering disebut juga sebai Mountain Anoa, Anoa de
montagne, Anoa de Quarle, Berganoa, dan Anoa de Montana. Dalam bahasa latin
disebut Babulus quarlesi.
Anoa
pegunungan mempunyai ukuran tubuh yang lebih ramping dibandingkan dengan anoa
datara rendah. Panjang tubuhnya sekitar
122 – 153 cm dengan tinggi 75 cm dengan berat tubuh dewasa sekitar 150 kg. Anoa
pegunungan berusia antara 20 -25 tahun yang matang secara seksual pada usia 2
-3 tahun. Seperti anoa dataran rendah anoa pegunungan melahirkan satu bayi anoa
pada setiap masa melahirkan yang
berkisar 9 -10 bulan.
a. Habitat
Habitat anoa berada di hutan tropika
daratan, sabana ( savanna ), terkadang sering dijumpai dirawa - rawa . Mereka
merupakan penghuni hutan yang hidupnya berpindah – pindah tempat. Apabila
menjumpai musuhnya, anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa – rawa dan jika terpaksa melawan, mereka akan menggunakaan tanduknya .
Berbeda dengan sapi yang lebih suka hidup
berkelompok, anoa hidup semi soliter,
yaitu hidup sendiri atau berpasangan dan hanya aakan bertemu kawanannya
apabila anoa betina akan melahirkan. Mereka paling aktif pada saatpagi dan sore hari, Ketika udara
masih dingin. Karena anoa memiliki kebiasaan mendinginkan tubuh mereka, kaarena
itulah anoa terkadang sering berendam dilumpur ataupun diair.
b. Makanan
Anoa termasuk hewan herbivore. Di
alam bebas, anoa memakan makanan yang berair ( aquatic feed ) seperti pakis,
rumput, tunas pohon, buah – buahan yang jatuh, dan jenis umbi – umbian. Anoa
dataran rendah terkadang juga meminumair laut yang diduga untuk memenuhi
kebutuhan mineral mereka. Di dataran tinggi, anoa juga mejilat garam alami
untuk memenuhi kebutuhan mineralnya.
c. Reproduksi
Setiap tahunnya, induk anoa rata –
rata hanya melahirkan satu bayi anoa. Anoa bias bertahan hidup sekitar 20 - 25
tahun, dan sudah mampu kawin da berkembang biak pada umur 2 – 3 tahun.
Priiode kehamilan terjadi selama
276 hari sampai 315 hari. Bayi yang dilahirkan induknya hanya satu ekor. Dan
jarang sekali mereka melahirkan sampai dua ekor bayi anoa. Saat dilahirkan bayi
anoa berwarna coklat keemasan atau kekuningan dan sangat tebal. Warnanya lama
kelamaan akan berubah menjadi gelap seiring dengan pertumbuhannya.
B.
ANGGEREK SERAT
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Spesies : D.Until
Anggrek serat (Dendrobium untile) merupakan salah satu
tubuhan endemic Indonesia. Tumbuhan ini menjadi flora identitas provinsi
Sulawesi Tenggara. Nama anggrek ini dalam bahasa local Sulawesi adalah anomi. Nama anggrek serat ini didapat
karena umbi semunya mengandung serat dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
kerajinan. Karena kerajinan dari serat anggrek ini bernilai ekonomi yang tinggi
mengakibatkan terjadinya eksploitasi terhadap tanaman ini secara berlebihan dan
membuat anggrek yang menjadi mascot dari Sulawesi tenggara menjadi langka.
1.
Deskripsi Anggrek Serat
Anggrek serat ( Diplocaulobium utile ) merupakan tanaman epifit yang
hidupnya menempel pada batang pohon. Secara umum anggrek ini memiliki batang,
daun, bunga, akar, dan umbi semu. Namun anggrek serat ini memiliki keunikan
dari pada anggrek yang lainnya. Anggrek serat memiliki umbi semu yang kecil, agak
pipih dan lebih keras dari umbi semu pada anggrek yang lainnya. Umbi semu pada
anggrek ini tumbuh memanjang seperti batang dan berwarna hijau kekuningan. Daun
anggrek ini berukuran relatif kecil dan berbentuk lanset terletak pada setiap
ketiak pada batang.
Tumbuhan epifit ini memiliki akar yang unik yaitu , akar anggrek serat membentuk suatu rhizome
merambat teratur sehingga membentuk roset seperti tumbuhan paku sarang burung.
Akar ini sebagai alat utama untuk menempel pada batang pohon.
Bunga anggrek serat terdidi atas
mahkota bunga dan kelopak bunga. Bunga anggrek serat muncul pada setiap
tangkai dan tangkai ini muncul pada
setiap lipatan daun. Mahkota dan kelopak anggrek serat berwarna kuning dan
bentuknya menyempit dan memanjang. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan bukan
karena keindahan mahkota bunga melainkan karena umbi semuanya. Penampilan umbi
semunya lebih menarik dengan warna yang mengkilap dibandingkan denagan
bunganya.Pada umbi semu anggrek serat terdapatt serat – serat sklerenkim yang
dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya membuat anyamaan.
2.
Perkembangbiakan, Habitat, dan Persebaran
Secara
alami anggrek serat berkembang menggunakan biji yang dihasilkan dari
peyerbukan. Meskipun demikian dalam budidayanya yang dlakukan oleh manusia,
tanaman ini diperbanyak dengan cara membagi
dari umbi semu dari rumpun anggrek serat. Perbanyakan atau pembudidayaan
dapat dilakukan dengan kultur jaringan.
Anggrek serat
tumbuh baik di daerah panas, pada ketinggian antara 0 – 150 m dpl. Sebagai
tanaman epifit anggrek serat tumbuh pada batang
- batang pohon yang sudah tua. Persebaran angggrek serat ini tumbuh dan
berkembang baik di wilayah Sulawesi dan papua.
No comments:
Post a Comment